Rangkuman Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media Karya Dan Nimmo

Rangkuman
Buku Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media
Karya Dan Nimmo
BAB 1. KOMPOSISI POLITIK DAN OPINI PUBLIK : SUATU PANDANGAN

Perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni aksi diri, interaksi dan transaksi. Aksi diri muncul karena perilaku manusia adalah "apa adanya" dirinya. Seringkali aksi diri disebut perilaku turun temurun, bawaan, atau sikap yang memang secara alamiah berada dalam diri manusia itu. Aksi diri dapat dimaknai sebagai perilaku psikologis dan internal. Kemudian interaksi yakni perilaku manusia yang disebabkan oleh faktor luar dirinya. Disebabkan oleh hal-hal seperti lingkungan tempat tinggalnya, pekerjaannya, tempat kelahirannya, pendidikannya, pendapatannya, dll. Maka, interaksi dapat dimaknai sebagai perilaku sosiologis dan eksternal. Yang terakhir adalah transaksi yakni perilaku yang bisa terbentuk dari proses pertukaran makna yang diberikan oleh manusia lain atau perilaku berada karena proses dipengaruhi.

Ketiga hal tersebut merupakan dasar dan latar belakang dari sikap yang muncul dari seseorang ketika menunjukan respon terhadap komunikasi politik.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat tidak berkomunikasi jika dia bersama orang lain. Akhirnya, tumbuhlah spekulasi bahwa komunikasi penting bagi kelangsungan hidup manusia sehari-hari. Tapi, apa sebenarnya arti dari komunikasi itu? Menurut seorang ilmuwan politik Harold D Lasswel, pada tahun 1948 mengungkapkan bahwa komunikasi yaitu "who say what in which channel to whom with what effect". Siapa mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa akibatnya. Komunikasi meliputi pemberi pesan atau disebut komunikator, isi pesan dan penerima pesan atau disebut komunikan. Singkatnya, komunikasi adalah proses pertukaran atau pemberian makna, informasi, gagasan, peristiwa, ide dari komunikator kepada komunikan bisa melalui simbol, lisan, maupun tulisan. Tujuannya untuk mengubah perilaku hingga membentuk sebuah gagasan baru.

Politik ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan memperoleh kekuasaan dan keinginan, tindakan yang dilakukan untuk memperluas sesuatu, hal-hal yang dapat mempengaruhi, kebijakan-kebijakan. Politik pun dapat termasuk perundingan, konflik, dan perselisihan. Politik itu seperti komunikasi, ia berbicara. Membahas tentang siapa, memperoleh apa, dan bagaimana.

Maka bila disimpulkan, Komunikasi politik merupakan proses berbicara, proses pengalihan dan proses pemberian gagasan yang dilakukan oleh para pelaku/aktor politik untuk mempengaruhi publik dengan tujuan agar tercapainya keinginan memperoleh kekuasaan, keinginan tercapainya perundingan sebuah kebijakan, pencarian solusi yang saling memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak dengan menggunakan cara-cara yang telah disepakati.

Ketika para aktor politik melakukan segala caranya untuk meraih kehendak politik. Di satu sisi, publik pun memiliki efek dari hal-hal yang mereka lakukan dalam kegiatan untuk meraih tujuannya. Efek itu yakni pembentukan opini publik.

Opini publik adalah pengungkapan pendapat terhadap nilai, kepercayaan dan harapan sekumpulan orang terhadap sesuatu yang perihalnya memberi pengaruh atau menarik minat komunitas atau khalayak. Ungkapan itu bisa berupa lisan, tulisan, verbal, non verbal, bahkan diam. Intinya, ungkapan itu menunjukan makna dari sesuatu yang bersangkutan. Dalam politik, proses opini meliputi tiga tahap. Konstruksi personal, konstruksi sosial dan konstruksi politik. Konstruksi personal yaitu seseorang/individu mengamati, menginterpretasikan perihal secara subjektif hingga memunculkan opini pribadi. Konstruksi sosial dimana gagasan tersebut diungkap kepada khalayak umum membentuk opini rakyat, opini massa, dan opini publik. Konstruksi politik membuat para elit penguasa menghubungkan opini publik, opini rakyat dan opini massa dengan kegiatan pejabat publik seperti pada tataran legislator, eksekutor dan hakim yang bertanggung jawab pada pembuatan, pemrakarsaan, perumusan, penginterpretasian, penialaian kebijakan-kebijakan.